PERCAYA HAM ?? NGGAK DEH?

Desember 11, 2008 at 10:38 am 3 komentar

hamTahukah kamu tentang HAM (Hak Asasi Manusia)? Pasti tahu deh kalo kamu pernah dan udah belajar mata pelajaran PPKn, misalnya. Yup, kalo kita ngomongin soal HAM, biasanya yang langsung konek dalam pikiran itu adalah ngomongin tentang kebebasan. Diyakini banget kalo kebebasan adalah bagian dari hak hidup kita sebagai manusia. Kita nggak munafik deh kalo kita memang pengen banget bebas. Bisa melakukan apa pun sekehendak kita.

Bro, kalo pikiran kita cuma lurus-lurus aja dan ngikutin semua yang kita inginkan, kayaknya kita bakalan egois deh. Bener banget kalo kita sebagai manusia pengen bebas lepas dari keterikatan dan penghambaan terhadap orang lain. Bener pula kalo kita nggak perlu minta ijin untuk ngelakuin apapun yang kita inginkan. Nggak ada salahnya juga kalo kita punya keinginan beda sama orang lain. Itu wajar. Cuma yang nggak wajar kalo kebebasan yang kita lakuin tuh ternyata melanggar hak kebebasan orang lain. Apalagi jika melanggar aturan Islam.

Nah, itu sebabnya kita pada akhirnya memang butuh aturan untuk mengendalikan kebebasan kita. Nggak bisa bebas sesukanya. Bener kan? Contoh gini deh. Kalo kita mengendarai kendaraan di jalan umum, kita nggak bisa sesuka kita untuk menghentikan kendaraan di sembarang tempat atau kita ugal-ugalan di jalan raya karena bisa membahayakan diri kita dan juga orang lain yang sama-sama menggunakan jalan tersebut.

Kita aja suka marah kan kalo kita lagi enak-enak bawa sepeda motor, tapi tiba-tiba kendaraan di depan kita berhenti mendadak. Kalo nggak refleknya bagus, udah deh, tuh pantat mobil bisa dengan sukses dicium sama sepeda motor kita. Hehe.. biasanya kejadian begini kalo kita jalan di belakang mobil angkot (angkutan kota) yang terkenal sopirnya sering menghentikan kendaraannya secara mendadak begitu ngelihat penumpang. Maka, wajar aja ada anekdot: “Kalo Valentino Rossi memacu sepeda motornya, yang tahu kapan belok, yang tahu kapan nyalip lawannya adalah dia dan Tuhan. Tapi kalo sopir angkot, hanya Tuhan yang tahu kapan tuh sopir berhenti. Sementara sopir angkotnya sendiri nggak tahu pasti kapan harus menghentikan kendaraannya.” Halah!

Sekilas sejarah HAM
Kalo ngebaca buku-buku sejarah sih, sejarah HAM itu biasanya dimulai dari lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Isinya antara lain mengatur pemberian sanksi kepada raja. Maklum, waktu itu raja punya kekuasan absolut (raja yang membuat hukum, tapi ia kebal hukum). Jadi, dengan adanya Magna Charta ini, raja bisa diproses secara hukum kalo dia melanggar, gitu lho. Ini dianggap sebagai bentuk kemajuan di Eropa waktu itu.

Berikutnya ada pengembangan dari Magna Charta, yakni lahirnya Bill of Rights tahun 1689, juga di negerinya David Beckham, Inggris. Pada masa ini mulai muncul pemikiran bahwa manusia sama di muka hukum (equality before the law). Hal ini kemudian mendorong munculnya negara hukum dan demokrasi. Selanjutnya, Motesquieu dengan Trias Politika-nya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna mencegah tirani, John Locke di Inggris dan Thomas Jefferson di Amerika dengan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan yang dicanangkannya. Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Roesseau dan Montesquieu. Nah, pada tanggal 10 Desember 1948, PBB kemudian menciptakan The Universal Declaration of Human Rights yang diperingati sampe sekarang sebagai hari HAM sedunia, gitu lho.

Jadi intinya, HAM itu adalah bagian dari sistem demokrasi yang memang sejak awal udah mengkampanyekan kebebasan. Semakin gencar seruan demokratisasi sehingga kehidupan di suatu negara makin demokratis, sejatinya yang terjadi adalah kian bebasnya kehidupan di negara tersebut. Menurut Syaikh Abdul Qadim Zalum, dalam bukunya, ad-Dîmukrathiyyah Nizhâm Kufr, paling nggak ada 4 (empat) kebebasan yang dijamin dalam demokrasi: (1) kebebasan beragama; (2) kebebasan berpendapat; (3) kebebasan berekspresi/berperilaku; (4) kebebasan kepemilikan. Keempatnya adalah hal yang lazim dijamin pelaksanaannya di berbagai negara yang menerapkan demokrasi.

Atas nama HAM
Bro, atas nama HAM banyak manusia melakukan apa saja sesuka hatinya. Karena dalam demokrasi memang dijamin. Jangankan seorang muslim yang ogah-ogahan melaksanakan sholat dengan dalih atas nama HAM, orang mau beragama atau memilih tak beragama pun dijamin dalam demokrasi.

Yup, sistem demokrasi emang memberikan kebebasan beragama dan berkeyakinan yang—apalagi disertai dengan paradigma alias kerangka berpikir bahwa dalam beragama jangan gunakan akal—udah bikin nggak sedikit manusia yang terperosok ke dalam agama yang nggak masuk akal macam agama Kabalah yang dianut Madonna atau agama Scientologi yang dianut sama Tom Cruise. Selain itu, muncul banyak sekte sesat yang, antara lain, menyajikan bunuh diri massal macam sekte The Heavens Gate (Gerbang Surga) yang didirikan oleh Marshall Herff Applewhite dan Bonnie “TI” Lu Trusdale Netteles atau sekte Aum Shinri Kyo yang didirikan pada 1987 oleh Shoko Asahara alias Chizuo Matsumoto di Jepang sebagai solusi dalam mengatasi problema hidup mereka. Termasuk tumbuh suburnya aliran sesat di negeri ini. Waduh, kacau banget kan?

Begitu juga orang akhirnya bebas berpendapat apa saja karena merasa ada jaminan yang dijanjikan demokrasi. Akibatnya, orang bebas berpendapat apapun sesuka pikiran dan hatinya. Misalnya bilang kalo pornografi itu seni. Maka, jika ada gambar manusia telanjang tanpa busana dalam sebuah lukisan tidak termasuk pornografi. Hmm.. gawat banget pemikirannya kan?

Selain kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat, demokrasi juga menjamin kebebasan bertingkah laku. Maka, jangan heran kalo pada akhirnya banyak orang mengekspresikan kebebasan bertingkah lakunya meskipun hal tersebut sangat boleh jadi melanggar norma masyarakat dan norma agama. Itu sebabnya, seks bebas tumbuh subur karena dijamin oleh demokrasi sebagai bagian dari kebebasan bertingkah laku. Nggak dilarang juga orang mentato tubuhnya dengan alasan mengekspresikan dirinya atas nama HAM. Angeline Jolie terkenal sebagai ratu body art. Bahkan dia berhasil mengalahkan Pamela Anderson pada daftar 25 teratas selebriti yang memiliki tato pada 2001. Jolie mengakui tergila-gila dengan tato, di antara tatonya yang termasuk tribal adalah gambar naga. Dia memiliki lusinan tato di tubuhnya dan berencana terus menambah koleksinya. Waduh!

Nah, terakhir nih, kebebasan yang juga dijamin oleh demokrasi adalah kebebasan kepemilikan. Maka, nggak usah terlalu kaget kalo banyak praktik pemilikan barang dan harta secara tidak sah, korupsi misalnya. Uang negara atau uang kantor diembat aja masuk kantong pribadi. Sangat boleh jadi banyak juga di antara kamu yang nyuri ponsel temanmu demi bisa memiliki alat komunikasi tersebut. Ini namanya pemilikan tidak sah, dong ya.

Islam mengatur HAM
Boys and gals, nggak usah tertipu dengan tawaran HAM yang dipasarkan Barat. Karena sejatinya cuma ngejerumusin manusia ke jalan yang rusak dan sesat. HAM versi demokrasi bukan menyelamatkan manusia, tapi menyengsarakan manusia.

Islam, sebenarnya udah menjaga kehormatan manusia dengan memberikan beberapa jaminan yang sesuai fitrah manusia dan berdasarkan tuntunan dari Allah Swt., pencipta manusia. Beberapa poin yang dijamin oleh Islam dalam kehidupan ini adalah: jelasnya keturunan, perlindungan terhadap akal manusia, kehormatan, nyawa, harta, rasa nyaman beragama, juga tentang rasa aman, dan pembelaan terhadap negara. (Muh. Husain Abdullah, Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm. 81-84)

Lha, kalo sekarang dalam sistem demokrasi, atas nama HAM orang bebas beragama dan berkeyakinan, apa hal itu bisa menyelamatkan manusia? Nggak banget!

Islam memang nggak memaksa manusia untuk memeluk ajaran Islam. Allah Swt. udah ngejelasin dalam firmanNya:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (QS al-Baqarah [2]: 256)

Ini artinya, Negara Islam, atau kaum Muslimin nggak boleh memaksa orang lain untuk masuk agama Islam. Misalnya ngancem: “Kalo nggak masuk Islam, saya akan masukkin C4 (baca: bom dengan ukuran mini kualitas maxi) ke mulutmu!” Waduh, itu sih teroris banget, Bro. Nggak. Islam nggak ngajarin seperti itu.

Tapi nih, kalo udah masuk Islam ya harus terikat dengan aturan Islam, tuh. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS al-Baqarah [2]: 208)

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir menyatakan: “Allah Swt. telah memerintahkan hamba-hambaNya yang mukmin dan mempercayai RasulNya agar mengadopsi sistem keyakinan Islam (‘akidah) dan syariat Islam, mengerjakan seluruh perintahNya dan meninggalkan seluruh laranganNya selagi mereka mampu.” (Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir I/247)

Diriwayatkan dari Ikrimah bahwa, ayat ini diturunkan pada kasus Tsa’labah, ‘Abdullah bin Salam, dan beberapa orang Yahudi yang baru masuk Islam. Mereka mengajukan permintaan kepada Rasulullah saw. agar diberi ijin merayakan hari Sabat, hari raya umat Yahudi. Tapi, permintaan ini dijawab oleh ayat di atas.

Nah, termasuk dalam kebebasan berpendapat kita nggak bisa bebas sesukanya ngomong atau nulis. Misalnya mengharamkan poligami, bolehnya wanita menjadi imam shalat dengan makmum laki-laki, wanita tidak perlu mengenakan jilbab kalo keluar rumah karena itu budaya Arab, nggak wajib sholat dan puasa dsb. Lha, ini jelas ngada-ngada. Sekarang gini aja, apa boleh lirik lagu Indonesia Raya diganti liriknya dengan lagu Gundhul-Gundhul Pacul? Nggak kan? Apalagi al-Quran. Masa’ kalamullah (ucapan Allah Swt.) mau diganti dengan ucapan kita. Salah, lagi. Bah, macam mana pula ini?

Dalam demokrasi, seks bebas marak, aborsi menjamur, tayangan pornografi berjubel, umbar aurat jadi pemandangan sehari-hari, korupsi jadi tradisi. Semua atas nama kebebasan, atas nama HAM. Musibah besar!

Sementara, Islam mengatur kehidupan manusia dengan benar. Islam nggak ngekang manusia tapi juga nggak membebaskan sebebas-bebasnya sebagaimana dalam sistem demokrasi. Maka, jangan percaya HAM versi demokrasi ye. Percayalah hanya kepada ajaran Islam. Setuju kan? Kudu banget coy! [solihin: sholihin@gmx.net]

Entry filed under: REMAJA ISLAM.

KALO IKHWAN NYARI? GEBETAN? SETELAH PUTUS PACARAN

3 Komentar Add your own

  • 1. IkutNimbrung  |  Desember 26, 2008 pukul 8:47 am

    Atas nama HAM mereka bebas porakporandakan aqidah ummat…
    Atas nama HAM mereka bebas utk berekspresi…
    Atas nama HAM mereka bebas merampas harta ummat…
    Atas nama HAM jutaan nyawa kaum Muslimin melayang…

    Dan atas nama HAM Islam tergadaikan…

  • 2. IkutNimbrung  |  Desember 26, 2008 pukul 8:51 am

    Kawan…
    Sungguh Ummat telah begitu lelah diperbudak Demokrasi
    Saatnya kita BANGKIT…
    Perjuangkan Islam Ideologis…

    Apa lagi yang kita tunggu???

  • 3. hazna alifah  |  September 6, 2009 pukul 2:32 pm

    Hapuskan HAM dari muka bumi ini…!!!!

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


JUNDULLAH 1924

mujahid
batang

Kategori

Desember 2008
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Titian Wahyu :

titian-wahyu-4

Blog Stats

  • 21.311 hits

RSS INFO DARI HTI

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

PENDAPAT ANDA

BENDERA ISLAM (ar-Rayya)

arroya-berkibar-2
naruto-arroya2
naruto-arroya-61
naruto-arroya-5
nar-pin1
con-pin1a
pin-last-samurai-arroya
sas-pin3a